Program Sekolah

Pendidikan merupakan sebuah proses. Keberhasilan pendidikan tidaklah cukup dilihat dari waktu yang sekejab. Oleh karena itu dalam melaksanakan proses pembelajaran SD Perguruan ” Cikini ” telah sangat memperhatikan perkembangan kemampuan dan kepribadian siswa yang beraneka ragam. Setiap kemampuan yang dimiliki oleh siswa tetap dikembangkan sesuai dengan bakat dan minatnya masing – masing sehingga ketercapaian dalam tingkat kecerdasanmajemuk ( multiple intelegence ) dan life skill tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

  1. Alokasi Waktu Belajar
    SD Perguruan ” Cikini ” menerapkan belajar lima hari yaitu Senin – Jum’at dengan pertimbangan bahwa siswa memiliki waktu yang cukup untuk bisa berkomunikasi dengan orang tua. Alokasi waktu belajar SD Perguruan ” Cikini ” adalah sebagai berikut :

    Kelas I – II             ⇒   07.00 – 12.00 WIB

    Kelas III                ⇒   07.00 – 13.20 WIB

    Kelas IV – VI        ⇒   07.00 – 14.00 WIB

    Hari Jum’at           ⇒    07.00 – 11.40 WIB

    Pada setiap Jum’at peserta didik laki-laki muslim kelas III – VI wajib mengikuti Sholat Jum’at di sekolah dan peserta didik perempuan mengikuti kegiatan keputrian, sedangkan jika ada kegiatan ekstrakurikuler siswa pulang 90 menit terlambat dari jam belajar yang telah ditetapkan.Berkenaan waktu belajar tersebut para siswa diharapkan tetap mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku di SD Perguruan ” Cikini ”.

  2. Pendekatan Pembelajaran
    Active Learning sebagai pendekatan dalam pembelajaran telah dikembangkan dan dilaksanakan sejak lama di SD Perguruan “ Cikini “. Hal ini untuk memberikan layanan kepada siswa bahwa belajar tidak lagi membosankan, namun malah sebaliknya. Belajar akan lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Bahkan mulai Tahun Pelajaran 2011 – 2012 SD Perguruan “ Cikini “ telah menggunakan multimedia sebagai bagian tak terpisahkan dalam kegiatan belajar siswa di kelas.

    Dengan multimedia ini peserta didik akan lebih dapat mengeksplore berbagai kompetensi yang ada pada dirinya. Hal ini dapat terjadi karena berbagai informasipembelajaran dapat dilihat video – audiovisualnya secara nyata. Peserta didik tidak lagi hanya sekedar mendengar, mencatat dan menghafal apa yang diinginkan oleh guru namun lebih dari itu. Peserta didik dapat berekspresi dan berkreasi dengan lebih banyak lagi termasuk pemanfaatan dunia informasi melalui internet sebagai pusat sumber belajar.

  3. Pembelajaran “ Bilingual “
    Tahun pelajaran 2012 – 2013 SD Perguruan “ Cikini “ mulai melaksanakan pembelajaran bilingualmulai kelas 1. Dimana setiap kelas diampu oleh dua orang guru yang berperan sebagai “ teacher dan teacher assistant. Teacher merupakan guru inti yang memiliki kemampuan akan penguasaan berbagai mata pelajaran ( tematis ) di kelas. Teacher assistant memiliki kemampuan berbahasa Inggris lisan dan tulisan yang lebih baik.

    Konsep penerapan pembelajaran bilingual dimaksudkan bahwa di era global ini peserta didik mampu menguasai salah satu bahasa internasional diantaranya adalah Bahasa Inggris.Hal ini bukan berarti bahasa nasional Indonesia ditinggalkan, Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa pengantar di sekolah. Penekanan pada pembelajaran bilingual ini lebih pada pembiasaan pada diri setiap peserta didik dalam menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan ( speaking ) sehari – hari. Sedangkan penerapan pada dalam pelajaran masih sebagian kecil khususnya untuk mata pelajaran math and science.

    Oleh karena itu dengan pembiasaan berbahasa Inggris sejak dini peserta didik memiliki kompetensi yang cukup menghadapi daya saing di era global.

  4. Pembelajaran Seni
    SD Perguruan “ Cikini “ mengembangkan berbagai potensi peserta didik bukan saja kecerdasan secara intelektual melainkan juga kecerdasan lain juga turut dikembangkan. Hal ini dilakukan demi terjadinya keseimbangan dalam pemberdayaan otak kiri dan otak kanan.Seni sebagai alternatif yang dapat memperngaruhi olah rasa / olah batin seseorang.

    Pembelajaran seni yang dikembangkan di SD Perguruan “ Cikini “ mencakup seni vocal, biola, karawitan dan angklung yang wajib dipilih salah satu oleh peserta didik mulai dari kelas 3 karena pembelajaran seni ini bukan lagi sebagai kegiatan ekstrakurikuler melainkan sudah masuk dalam jam belajar intrakurikuler.